Inovasi Kelola Sampah, 10 KL Komitmen Sukseskan GILAsSAMPAH

Jakarta – Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) melakukan pendampingan dalam rangka percepatan penanganan sampah di Bali. Langkah ini penting, mengingat Bali akan menjadi tuan rumah pelaksanaan puncak acara Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Group of Twenty (G20) 2022. Sebanyak 10 kementerian dan lembaga (KL) pemerintah non-kementerian berkomitmen untuk menyukseskan aksi Gerakan Inovasi Langsung Tuntaskan Sampah (GILAsSAMPAH) di Bali. Dukungan itu disampaikan dalam rapat koordinasi (rakor) yang digelar Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) di Jakarta, Kamis (14/4).
“Sampah telah menjadi salah satu isu global, termasuk menjadi persoalan di Bali yang menjadi destinasi wisata dunia, dan tempat penyelenggaraan kegiatan internasional, pemerintah ingin menuntaskan persoalan sampah yang ada di Bali” ujar Staf Khusus Menteri Dalam Negeri Bidang Keamanan dan Hukum, Sang Made Mahendra Jaya.
Mahendra menuturkan, catatan permasalahan pengelolaan sampah di Bali diantaranya belum adanya standarisasi dari produk kompos hasil olahan TP3SR serta sudah penuhnya sejumlah TPA di Bali. “Banyak TP3SR yang belum mandiri secara finansial. TPA Regional Suwung sudah over kapasitas dan akan segera ditutup, namun saat ini sedang dibangun 3 TPST yang perlu percepatan, dan perlu manajemen pengelolaan yang baik” tuturnya.
Di lain sisi, Mahendra menyampaikan sejumlah kendala yang dihadapi dalam mengelola sampah. “Kendala itu seperti paradigma masyarakat dalam melihat sampah, dan kesadaran masyarakat mulai di tingkat rumah, idealnya sedari awal sudah melakukan pemilahan sampah sesuai katagorinya, misalnya organik dan non organik. Pemilahan itu dapat memudahkan pengelolaan sampah di TPS3R” Ungkapnya.
Ditambahkannya, pengelolaan sampah di Kawasan Sarbagita memerlukan inovasi dan percepatan, sebagai persiapan penyelenggaraan KTT G20 pada Oktober 2022. “Kemendagri juga mengerahkan jajaran pemda dan membentuk tim untuk memfasilitasi pemprov di Kawasan Sarbagita dalam percepatan pengelolaan sampah,” ujarnya.
Peluncuran gerakan GILAsSAMPAH, yang akan dihadiri 1.000 relawan di Bali pada Minggu (17/4), merupakan salah satu aksi yang diharapkan dapat memberikan edukasi dan membangun kolaborasi antara Pemerintah dan masyarakat melalui inovasi pengelolaan sampah. Aksi utama GILAsSAMPAH itu dengan membersihkan pantai secara massal di Pantai Jerman Kuta.
Deklarasi GILAsSAMPAH kemudian akan dilanjutkan dengan penyelenggaraan Indonesia International Waste Expo (IIWAS) di Park Mall 23 Kuta, Bali. Ekspo tersebut merupakan kolaborasi antara Kemendagri dengan Trisenses Bali 2022 dan Pemprov Bali.
Mahendra menambahkan, akselerasi penanganan sampah di Kawasan Sarbagita meliputi pembangunan tiga Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) yang saat ini sedang berlangsung. Tim Pendampingan Kemendagri bertugas untuk memastikan agar penyelesaian itu sesuai jadwal.
Tim Kemendagri akan memfasilitasi pemda Kawasan Sarbagita dalam membangun pengelolaan sampah terintegrasi dan berkelanjutan dari hulu ke hilir, serta berkelanjutan di atas basis ekonomi sirkular.
Sepuluh K/L tersebut adalah Kementerian Koordinator Bidang Maritim dan Investasi, Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, Kementerian Keuangan, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, dan Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah.
Selanjutnya ialah Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Badan Riset dan Inovasi Nasional, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, dan Kemendagri selaku inisiator gerakan tersebut.
Sebelumnya, Kemendagri dan pemerintah daerah di Bali optimistis mampu menuntaskan persoalan sampah menjelang pelaksanaan puncak KTT G20 2022. “Terutama terkait dengan aspek lingkungan, karena salah satu isu besar di dalam G20 adalah terkait dengan aspek lingkungan,” kata Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Bina Pembangunan Daerah Kemendagri Sugeng Hariyono.
Kemendagri memberikan perhatian terkait aspek lingkungan di Bali, khususnya dalam hal penanganan sampah yang ada di kawasan Sarbagita Bali (Denpasar, Badung, Gianyar, dan Tabanan) “Bali itu selain akan menjadi destinasi para pemimpin dunia dan undangan dari seluruh dunia juga akan dijadikan semacam etalase atau showcase-nya. Tempat yang akan dijadikan semacam benchmark atau perbandingan oleh banyak negara di dunia, terutama terkait aspek lingkungan,” katanya.
Sedangkan Ketua Tim yang juga Staf Khusus Mendagri Bidang Keamanan dan Hukum, Sang Made Mahendra Jaya, menyampaikan penanganan sampah di Bali perlu diselesaikan secara bersama-sama dengan berbagai pihak.
Kerja sama yang baik dengan pemerintah pusat, pemerintah daerah, hingga non-governmental organization (NGO) atau lembaga swadaya masyarakat perlu dibangun. “Ada celah untuk kita sama-sama menyelesaikan masalah sampah di Bali. Saya melihat ada target yang besar untuk menyelesaikan masalah sampah di Bali, jadi kami di sini berharap pemerintah daerah ada kebijakan yang besar, kami dari Kemendagri mencoba mendampingi,” ucapnya.
Adi 13 | Foto: Ist.