April 25, 2025

Kegiatan “Balinese Water Purification Ceremony” Rangkaian WWF ke-10 di Kura-Kura Bali

0
bfe7db97-8122-4efe-9220-c532c34a03cd

Badung – Pada tanggal 18 Mei 2024, dari pukul 14.00 hingga 18.30 WITA, Kawasan Ekonomi Kreatif Kura-Kura Bali menjadi saksi dari pelaksanaan “Balinese Water Purification Ceremony” sebagai bagian dari rangkaian acara World Water Forum (WWF) ke-10. Acara ini dihadiri oleh berbagai pejabat tinggi dan delegasi dari seluruh dunia.

Pejabat yang hadir antara lain Luhut Binsar Pandjaitan (Menko Marves), Louic Faucon (Presiden World Water Council), Mochamad Basuki Hadimoeljono (Menteri PUPR), Abdullah Azwar Anas (Menteri PAN RB), Sang Made Mahendra (PJ Gubernur Bali), serta sejumlah tokoh penting lainnya seperti Ida Penglisir Sukahet (Ketua FKUB Provinsi Bali) dan berbagai perwakilan dari TNI dan pemerintah daerah Bali.

Daftar delegasi internasional yang hadir meliputi perwakilan dari Finlandia, Kuba, Kuwait, Oman, Ethiopia, Siprus, Suriname, Sri Lanka, Chad, Mali, FAO, Austria, Malawi, dan IHE Delft. Setiap delegasi membawa perwakilan penting yang berperan dalam pengelolaan sumber daya air di negara mereka.

Rangkaian kegiatan diawali dengan pemujaan yang dipimpin oleh Pinandita, dilanjutkan dengan pementasan tari sakral seperti Tari Topeng Penasar, Tari Sang Hyang Jaran, Tari Sang Hyang Dedari, Tari Baris Ceruak, Tari Rejang Putri Maya, dan Tari Topeng Sidakarya.

PJ Gubernur Bali, Sang Made Mahendra, dalam sambutannya mengungkapkan kebanggaannya bahwa Bali ditunjuk sebagai tuan rumah WWF ke-10. Beliau menekankan pentingnya menjaga tanah Bali yang berkaitan erat dengan adat dan istiadat lokal. “Hari ini yang bertepatan dengan Rahina Tumpek Uye, merupakan momen yang tepat untuk mengingatkan kita akan pentingnya menjaga air dan laut, karena laut dan air adalah elemen terbesar bagi makhluk hidup,” ujarnya. “Dengan ini kami ingin mengajak seluruh hadirin sebagai saksi ritual masyarakat Bali dalam menjaga alam Bali, selain itu nantinya kami mengajak untuk melepas satwa sebagai bentuk kecintaan kita kepada alam,” tambahnya.

Louic Faucon, Presiden World Water Council, juga menyampaikan rasa terima kasihnya atas kesempatan untuk menyaksikan ritual sakral di Bali. “Kegiatan ini menjadi salah satu bentuk penghormatan bagi alam, banyak tradisi dan ritual di seluruh dunia sebagai bentuk penghargaan bagi sumber daya air,” katanya. Ia menekankan pentingnya penghormatan terhadap sumber daya air dan komitmen global untuk menjaga warisan alam bagi generasi mendatang. “Semangat kita ini tentunya harus selaras dengan sikap kita yang bijaksana dalam mengelola sumber daya air,” imbuhnya.

Menko Maritim dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, menyampaikan apresiasinya atas terselenggaranya WWF ke-10 di Bali. “Kami berterima kasih kepada Tuhan YME atas terselenggaranya WWF ke-10 di Bali, di mana penghormatan bagi alam merupakan hal penting bagi kami,” tuturnya. Beliau menyoroti betapa masyarakat Bali sangat peduli terhadap lingkungan melalui berbagai ritual Hindu yang menghormati air dan laut. “Masyarakat di Bali secara umum sangat peduli dengan lingkungan, dimana hal tersebut berkaitan dengan ritual Hindu sebagai penghormatan kepada air dan laut,” kata Luhut. “Hal yang penting adalah kita bekerja sama dalam menjaga alam dan sumber daya air. Jika kita bekerja sama, maka banyak hal besar dapat kita lakukan khususnya untuk menjaga lingkungan sebagai manusia,” tambahnya.

Acara dilanjutkan dengan persembahyangan bersama bagi seluruh undangan yang beragama Hindu, diikuti dengan penandatanganan prasasti dan pelepasan satwa seperti burung dan tukik sebagai simbol penghormatan kepada lingkungan. Kegiatan ini menegaskan komitmen kolektif untuk menjaga dan melestarikan sumber daya air sebagai bagian dari warisan alam bagi masa depan.

RJ13 | Foto: Ist.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *