February 19, 2025

Taman Ayun Barong Festival Kembali Digelar

0
b1cf2369-297c-4506-9642-40f19dbc2657

Badung – Puri Ageng Mengwi melalui Sanggar Mangu Sancaya kembali menggelar acara tahunan yang dinanti-nanti, Taman Ayun Barong Festival Regeneration and Superstar 2024, di kawasan Pura Taman Ayun, Kecamatan Mengwi, Badung. Festival ini menghadirkan 15 superstar pemapang Barong (penari barong) yang telah meraih juara tiga kali berturut-turut, berkolaborasi dengan pemapang barong dari generasi baru.

Dalam konferensi pers di Puri Mengwi pada Kamis (22/8), Panglingsir Puri Ageng Mengwi, Anak Agung Gde Agung, menyampaikan kebahagiaannya atas terlaksananya kembali festival ini setelah dua tahun tertunda akibat pandemi COVID-19. “Festival kali ini merupakan yang kedelapan. Kami ingin festival ini terus berlanjut untuk melestarikan adat dan budaya Bali, khususnya seni Barong,” ujar Gde Agung.

Festival ini akan dibuka oleh Sekda Badung, I Wayan Adi Arnawa, dan menampilkan para jawara yang telah memenangkan tiga kali lomba mapang Barong. Selain itu, sebanyak 20 peserta generasi baru telah terdaftar untuk mengikuti kompetisi ini. Menariknya, antusiasme peserta sangat tinggi, hingga beberapa anak-anak yang ingin berpartisipasi turut diberikan kesempatan untuk tampil dengan Barong Buntut.

Gde Agung menjelaskan bahwa festival kali ini akan menghadirkan tantangan baru dalam penilaian. Jika sebelumnya penilaian dilakukan terhadap penampilan tim penari Barong dan tukang kendang yang berasal dari kelompok yang sama, kali ini penilaian akan dilakukan secara individu. “Misalnya, penari Barong dari Sukawati sementara tukang kendangnya dari daerah lain. Di sini tantangannya luar biasa. Mereka harus bisa tampil serasi meskipun bukan berasal dari satu tim,” jelasnya.

Selain lomba mapang Barong dan Makendang, festival juga akan melombakan Penari Bojog (monyet) dengan inovasi tersendiri serta Penari Tedung (pembawa payung). Gde Agung menekankan pentingnya kolaborasi antara Barong dan Tedung sebagai satu kesatuan yang tidak terpisahkan.

Waktu tampil juga akan menjadi faktor penilaian yang penting, dengan ketepatan waktu 25 menit sebagai syarat mutlak untuk menghindari diskualifikasi. Tim juri yang akan menilai terdiri dari maestro Prof. Dr. Wayan Dibia dan Maestro Kendang Wayan Widia.

Gde Agung berharap festival ini dapat menopang sektor pariwisata Bali sebagai pertunjukan seni berkualitas tinggi, mengingat kawasan Taman Ayun dan Barong telah masuk dalam daftar Warisan Budaya Dunia. “Kami berharap Festival Barong ini bisa menjadi bagian dari kalender kegiatan pariwisata Bali,” tutup Gde Agung, seorang tokoh yang telah lekat dengan seni Barong sejak masa kanak-kanak.

RJ13 | Foto: Ist.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *