Harmoni Dunia di Kejuaraan Vovinam ke 8 Tahun 2025 di Singaraja
Singaraja, Buleleng – Suara kulkul menggema di langit malam Singaraja, menandai dimulainya perhelatan yang melampaui batas olahraga. Dari Gedung Kesenian Gde Manik, harmoni budaya Bali berpadu dengan semangat persaudaraan dunia melalui Kejuaraan Dunia Vovinam ke-8 Tahun 2025.
Gubernur Wayan Koster, didampingi Bupati Buleleng Nyoman Sutjidra dan Presiden Federasi Vovinam Dunia (WVVF) Mai Huu Tin, memukul kulkul kayu suci itu dengan irama penuh makna.
Bunyi “tuk… tuk… tuk…” bukan sekadar bunyi tradisi, melainkan panggilan bagi 26 negara untuk bertanding dalam semangat persahabatan.
Lebih dari 400 atlet dan pelatih dari penjuru dunia memenuhi ruangan, disambut Tari Goak, Joged Bumbung, dan Barong Sai, tarian-tarian yang mencerminkan keberagaman dan keramahan Bali Utara.
Dalam suasana penuh kebanggaan, Gubernur Koster menyampaikan harapan agar kejuaraan ini tidak hanya menjadi arena perebutan medali, tetapi juga sarana memperkenalkan falsafah Tri Hita Karana keseimbangan antara manusia, alam, dan Tuhan, yang menjadi jiwa masyarakat Bali.
“Vovinam dan Tri Hita Karana sama-sama menekankan keseimbangan antara kekuatan dan kelembutan. Kita bertanding bukan untuk mengalahkan, tetapi untuk saling mengenal dan menghargai,” ujar Koster.
Di sisi lain, Presiden World Vovinam Federation (WVVF) Mai Huu Tin mengungkapkan alasannya memilih Bali kembali menjadi tuan rumah.
“Kami merasakan kehangatan dan keramahtamahan masyarakat Bali tahun lalu. Kami kembali karena Bali membuat kami merasa seperti di rumah,” katanya dengan senyum hangat.
Ia juga menuturkan perjalanan Vovinam sejak lahir di Vietnam tahun 1938, hingga kini tumbuh di 76 negara dengan jutaan pengikut yang menjadikan seni bela diri ini bukan hanya olahraga, tapi jalan hidup untuk cinta dan kemanusiaan.
Sebagai Ketua Panitia dan Wakil Bupati Buleleng, Gede Supriatna menambahkan, bahwa pertandingan utama akan digelar di GOR Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha), Jinengdalem, Singaraja, dari 1 hingga 8 November 2025.
Selain itu, peserta juga diajak berwisata ke berbagai destinasi seperti Lovina, Air Terjun Gitgit, dan desa-desa budaya Bali Utara.
“Ini bukan sekadar kejuaraan, tapi jembatan budaya. Buleleng menyambut dunia dengan tangan terbuka,” imbuhnya.
Malam pembukaan diakhiri dengan tepuk tangan panjang dan senyum bahagia para atlet dari berbagai negara. Di bawah langit Singaraja, Bali kembali menegaskan dirinya: Pulau Harmoni dan Semangat (Island of Harmony and Spirit). (Gate 13/Foto: Ist.)
Discover more from BliBrayaNews
Subscribe to get the latest posts sent to your email.

