Gubernur Koster Tegaskan Seni dan Agama Harus Mengakar di Jiwa Generasi Muda Bali
Denpasar – Seni dan agama merupakan dua elemen penting yang menjadi prioritas utama dalam kehidupan masyarakat Bali. Oleh karena itu, kedua unsur tersebut harus selalu hidup dan tumbuh dalam jiwa generasi muda di Pulau Dewata.
Hal itu disampaikan Gubernur Bali (Gubernur Provinsi Bali) Wayan Koster saat membuka Utsawa Dharma Gita (UDG) XXXII Provinsi Bali di Gedung Ksirarnawa, Taman Budaya Denpasar (Kota Denpasar), Kamis (24/10). Tema kegiatan tahun ini adalah “Jagat Kerthi Pramana Ning Bhawana” (Pemuliaan Alam Semesta).
“Saya melihat antusiasme adik-adik peserta sangat luar biasa. Ini membuktikan bahwa seni dan agama masih hidup kuat di kalangan generasi muda Bali,” ujar Gubernur Koster.
Koster menjelaskan bahwa kesadaran menjaga seni, budaya, dan spiritualitas menjadi landasan utama dalam visi pembangunan “Nangun Sat Kerthi Loka Bali” yang ia jalankan.
Visi ini bertujuan menciptakan masyarakat dan alam Bali yang harmonis, sejahtera, dan berkelanjutan melalui perencanaan yang terpadu dan terpola.
“Visi pembangunan Bali kami didasari oleh nilai-nilai lokal seperti Sat Kerthi – Jana Kerthi, Atma Kerthi, Segara Kerthi, Danu Kerthi, dan lainnya,” jelas Gubernur yang berasal dari Desa Sembiran ini.
Dirinya juga menambahkan bahwa nilai-nilai ini juga menjadi tema utama dalam berbagai kegiatan budaya dan seni seperti Pekan Kebudayaan Bali (PKB), Festival Seni Bali Jani (FSBJ), Bulan Bahasa Bali, serta Utsawa Dharma Gita
Lebih lanjut, Koster menegaskan bahwa kebudayaan Bali adalah warisan luhur yang wajib dijaga bersama secara kolektif. “Tanpa budaya, Bali tidak akan hidup. Budaya adalah anugerah yang membuat Bali dikenal di dunia. Kita harus terus mempertahankan taksu Bali,” tegasnya.
Gubernur menyampaikan bahwa masyarakat Bali memiliki sumber daya manusia unggul hasil warisan leluhur beserta adat dan tradisinya.
Oleh sebab itu, lanjutnya, generasi muda diharapkan menanamkan nilai-nilai budaya dalam setiap aspek kehidupan agar Bali tetap kuat dan berdaya saing, di tengah dinamika perubahan lokal, nasional, dan global.
Melalui Utsawa Dharma Gita, kata Gubernur, seni, adat, budaya, serta kearifan lokal dapat terus terjaga. “Melihat semangat anak-anak muda yang antusias sangat menggembirakan. Hanya di Bali kita bisa melihat generasi muda dengan sukacita mengikuti upacara agama, seni, dan budaya. Ini sangat luar biasa,” ujar Koster.
Gubernur Bali juga menambahkan pesan agar generasi muda jangan pernah lelah menjaga budaya Bali meski tantangan semakin berat, baik dari dalam maupun luar.
Ia mengajak seluruh peserta untuk terus berkarya tanpa meninggalkan nilai-nilai luhur budaya Bali.
“Lebih baik menciptakan karya baru yang memperkaya budaya, selama tidak merusak nilai-nilai asli. Kita harus selalu menghormati ajaran leluhur,” pesannya.
Sebagai bentuk penghargaan, Gubernur bali Wayan Koster menyatakan akan memberikan hadiah pribadi kepada peserta yang meraih juara di tingkat provinsi. Jika lolos juara nasional, hadiah dan bonus tambahan juga akan diberikan.
Acara pembukaan Utsawa Dharma Gita XXXII menjadi momentum penting memperkuat nilai religius, seni, dan budaya generasi muda Bali sekaligus menegaskan peran Bali sebagai pusat spiritual dan kebudayaan dunia.
Pembukaan ditandai dengan pemukulan gong oleh Gubernur Bali, didampingi Kepala Dinas (Kadis) Kebudayaan Provinsi Bali (Disbud Bali) Gede Arya Sugiartha dan Ketua Widya Sabha Provinsi Bali Made Surada. (Gate 13/Foto: Ist./Diskominfotik)
Discover more from BliBrayaNews
Subscribe to get the latest posts sent to your email.

