Kejaksaan Agung Gelar Kursus Bahasa Mandarin, Perkuat Diplomasi Internasional

Jakarta — Kejaksaan Agung Republik Indonesia melalui Biro Hukum dan Hubungan Luar Negeri menggelar Program Pembelajaran Dasar Bahasa Mandarin secara daring pada Jumat (18/7). Program ini diikuti oleh sekitar 150 pegawai dari berbagai satuan kerja di lingkungan Kejaksaan sebagai bagian dari upaya memperkuat kerja sama internasional.

Program tersebut dibuka oleh Kepala Biro Hukum dan Hubungan Luar Negeri yang diwakili oleh Plt. Kepala Bagian Kerja Sama dan Hubungan Luar Negeri, L. Rinanto Haribuwono, S.H., M.H. Dalam sambutannya, ia menekankan pentingnya penguasaan bahasa asing, khususnya Mandarin, sebagai bekal strategis dalam mendukung tugas-tugas kejaksaan yang melibatkan interaksi lintas negara.

“Bahasa Mandarin menjadi salah satu modal penting dalam memperluas jejaring kerja sama dan efektivitas komunikasi internasional. Ini juga mendukung peningkatan kapasitas sumber daya manusia di lingkungan Kejaksaan,” ujar Rinanto.

Kegiatan pelatihan ini menghadirkan Jaksa Desty Puspitasari sebagai instruktur utama, serta dua penerjemah profesional, Asyrofil dan Ghazi Muhammad Mahdi, yang memiliki latar belakang pendidikan dan pengalaman belajar langsung di Tiongkok. Kehadiran mereka memberikan dimensi praktis dan kultural dalam proses pembelajaran bahasa maupun pemahaman budaya Tiongkok.

Dengan adanya program ini, Kejaksaan berharap para pegawainya memiliki kompetensi tambahan dalam bidang kebahasaan yang dapat digunakan dalam kerja-kerja lintas negara. Selain mendukung agenda penegakan hukum internasional, inisiatif ini juga memperkuat posisi diplomatik Kejaksaan RI di tengah dinamika global.

Pelatihan Bahasa Mandarin ini merupakan bagian dari strategi jangka panjang Kejaksaan Agung dalam menghadapi tantangan kerja sama hukum internasional, serta sebagai bentuk kesiapan menghadapi era globalisasi yang menuntut adaptasi, komunikasi, dan kolaborasi lintas budaya secara efektif.

RJ13 | Foto: Ist.