Resmikan Monumen Kalpataru, Bupati Badung Ajak Masyarakat Jaga Alam dan Sungai Tukad Mati
Badung – Suasana khidmat menyelimuti Pura Tirtha Campuhan Kuta saat Bupati Badung I Wayan Adi Arnawa bersama Ketua DPRD Badung I Gusti Anom Gumanti menghadiri upacara pecaruan rsi gana, melaspas, dan mendem pedagingan, Rabu (15/10).
Dalam momen penuh makna itu, Bupati juga meresmikan Monumen Kalpataru, simbol penghargaan bagi perjuangan menjaga kelestarian lingkungan di kawasan Tukad Mati.
Upacara suci yang dipuput Ida Pedanda Nabe Gde Bang Buruan Manuaba dari Griya Muding, Kerobokan, berlangsung sakral dan penuh kekhidmatan.
Bupati Adi Arnawa berkesempatan mendem pedagingan di Pelinggih Padmasana, melaksanakan persembahyangan bersama umat, serta menandatangani prasasti peresmian Monumen Kalpataru.
Dalam kesempatan itu, ia juga menyerahkan bantuan hibah Rp2,3 miliar untuk pembangunan pura dan medana punia Rp20 juta.
Dalam sambutannya, Bupati Adi Arnawa menyampaikan rasa syukur dan apresiasi kepada krama pengempon pura atas semangat kebersamaan yang terus dijaga.
“Upacara ini adalah bentuk bhakti kita kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Semoga Beliau senantiasa memberikan keselamatan dan kesejahteraan bagi masyarakat,” ujarnya penuh harap.
Tak hanya fokus pada aspek spiritual, Bupati juga menyoroti pentingnya pelestarian lingkungan, terutama kawasan Tukad Mati yang berdekatan dengan Pura Tirtha Campuhan.
Ia memuji kiprah Komunitas Peduli Sungai Tukad Mati Lestari Kuta, yang dikenal aktif menjaga kebersihan dan konservasi lingkungan.
“Kami sangat mendukung komunitas ini. Tukad Mati dan Kuta adalah wajah pariwisata Bali, jadi kebersihannya harus dijaga. Mari bersama tidak membuang sampah ke sungai agar tak terjadi banjir,” pesannya.
Dari sisi panitia, Jero Mangku Nyoman Sukra atau Jero Dolphin menyampaikan rasa terima kasih atas dukungan Pemerintah Kabupaten Badung.
Ia menuturkan, Pura Tirtha Campuhan mulai dibangun pada 9 September 2009 oleh sembilan kepala keluarga pengempon dan kini telah berkembang dengan pengayah dari berbagai daerah di Bali.
Penataan kawasan pura juga melibatkan program PLN Peduli, termasuk pengembangan tanaman hidroponik dan tanaman langka yang dimanfaatkan masyarakat sekitar.
Menariknya, Komunitas Peduli Sungai Tukad Mati Lestari Kuta yang menjadi bagian dari kegiatan ini telah dua kali menerima penghargaan Kalpataru kategori Penyelamat Lingkungan pada 2019 dan Kalpataru Lestari tahun 2025.
“Dari kepedulian terhadap lingkungan, lahir kebanggaan yang membawa nama baik Kuta di tingkat nasional,” tutur Jero Dolphin.
Upacara dihadiri berbagai unsur pemerintahan dan masyarakat, mulai dari Kadis Kebudayaan Badung I Gde Eka Sudarwitha, DLHK Provinsi Bali, Balai Wilayah Sungai Bali Penida, PLN, hingga Bendesa Adat dan Lurah Kuta.
Semangat kebersamaan dan gotong royong tampak kuat dalam momen ini, menegaskan komitmen bersama untuk menjaga keseimbangan antara spiritualitas, budaya, dan kelestarian alam di jantung pariwisata Bali. (Gate 13/Foto: Ist./badungkab.go.id)
Discover more from BliBrayaNews
Subscribe to get the latest posts sent to your email.

